Kita tahubahwa ada dua macam akhlak yaitu akhlak mahmudah (terpuji) dan akhlak mazmumah (tercela). islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berperilaku terpuji ,salah satubya berperilaku prasangka baik (husnuzan). Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita , baik secara sadar maupun tidak sadar berprasangka buruk terhadap orang lain. untuk itu jita sebagai umat islam yang taat. hendaklah selalau berprasangka baik terhadap siapapun . berikut akan dipaparkan dari segi ayat Al-Qur'an dan hadis Nabi
dalam surah Al-hujarat ayat 12 di bawah ini. memberikan peringatan kepada orang-orang yang beriman, supaya menjauhkan diri dari perasangka terhadap orang-orang yang beriman , dan jika mereka mendengar sebuah kalimat yang keluar dari mulut saudarannya yang mukmin, maka kalimat itu harus diberi tanggapan yang baik ,diarahkan ke pengertian yang baik dan jangan sekali-sekali timbul salah paham , apalagi menyelewengkan nya sehingga menimbulkanfitnah dan prasangka. Umar telah berkata yang aritnya: " jangan sekali-sekali kamu menerima ucapan yang keluar dari mulut saudaramu , melainkan ditangkap dengan maksud dan pengertian yang baik, sedangkan kamu sendiri menemukan arah pengertian yang baik"
QS. Al-Hujurat : 12 (Jauhi Ghibah)
Allah
Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat: 12)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat: 12)
Dalam ayat-ayat yang lalu, Allah swt. melarang kaum muslimin dan muslimat mengolok-olokkan orang lain, mencela diri sendiri , dan memanggil orang-orang lain dengan gelar-gelar yang buruk , maka dalam ayat berikut ini Allah swt. melarang pula mereka dari berburuk sangka dan bergunjing agar terpelihara persaudaraan dan mengeratkan tali persahabatan dalam islam.
Dalam ayat ini, Allah Swt. memberikan peringatan kepada orang-orang beriman , supaya mereka menjauhkan diri dari perasangka terhadap orang-orang yang beriman dan jika mereka mendengar sebuah kalimat yang keluar dari mulut saudaranya mukmin , maka kalimat tersebut harus diberi tanggapan yang baik dibawa ke pada pengertian yang baik , dan jngan sekali-sekali timbul salah paham, apalagi menyelewangkannya sehingga menimbulkan fitnah dan prasangka.
Allah melarang hamba0hamba nya yang beriman berprasangka yang bukan pada tempatnya terhadap keluarganya dan terhadap orang lain , karena sebagian dari prasangka itu merupakan perbuatan yang membawa dosa dan melarang mengintai dan mencari-cari kesalahan orang lain. Allah mengumpulkan orang yang mengunjing sesama saudaranya yang mukmin, seperti orang yang memakam daging saudaranya yang sudah mati. tentu tidak seorang pun diantara kamu suka berbuat demikian , maka bertakwahlah kamu kepada Allah sesungguhnya dia maha penerima taubat lagi mha penyayang.
Manusia acap kali merasakan kepedihan ujian hidup. saat menghadapi ujian hidup itu, hati terkadang tidak bersabar. kemudian muncullah keluhan, umpatan,rasa marah, bahkan menyalahkan Tuhan atas ujian yang dirasakan.
Dalam batas wajar, keluhan kesal diperbolehkan dalam islam. Hal itu nerupakan bagian dari dinamika hidup. Akan tetapi , manakalah keluhan kesal itu melampaui batas hingga menyalahkan, hal itu masuk dalam larangan Allah. Allah melarang seseorang berkeluh kesah berlebihan bukanlah untuk kepentingan Allah , melainkan untuk kepentingan orang yang bersangkutan. sikap sabar akan menuntu manusia pada rasa husnuzan kepada Allah. pada gilirannya , husnuzan akan membawa manusia pada hikmah besar di balik ujian yang Allah berikan.
Ada tiga macam prasangka yang setidaknya harus kita ketahui.
1. Berprasangka Baik kepada Allah
- Berikut mengenai prasangka baik terhadap ALLAH swt.
Hadits di atas menjelaskan bahwa Allah selalu bersama kita ,akan tetapi semua itu tergantung kepada manusia itu sendiri , jika seorang hamba benar-benar meyakini bahwa Allah selalu bersama dia , maka sesungguhnya Allah itu benar-benar ada dan bersamanya , akan tetapi sebaiknya jikan seorang hamba tidak meyakini bahwa Allah bersamanya maka dia benar-benar ada dan besamannya, akan teapi sebaliknya jika seorang hamba tidak menyakini bahwa Allah bersama maka dia benar-benar tidak bersamanya. ini bukan berarti kekuasaan Allah dengan demikian kita dapat selau mengingat Allah, dan selalu melaksanakan kebaikan, karena sesuai dengan hadist diatas, bahawa Allah tidak akan membalas perbuatan baik hambanya dengan balasan yang sama, akan tetapi Allah akan membalsnya dengan balasan yang lebih dari itu.
No comments:
Post a Comment