Blog ini berisikan tentang perkembangan agama islam serta sejarah - sejara perkembang islam dan aturan - aturan yang ada di dalam islam serta Soal - soal Pelajaran PAI

Nikmat hidup dengan prasangka baik ( husnuzan)

          

           Kita tahubahwa ada dua macam akhlak yaitu akhlak mahmudah (terpuji) dan akhlak mazmumah (tercela). islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berperilaku terpuji ,salah satubya berperilaku prasangka baik (husnuzan). Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita , baik secara sadar maupun tidak sadar berprasangka buruk terhadap orang lain. untuk itu jita sebagai umat islam yang taat. hendaklah selalau berprasangka baik terhadap siapapun . berikut akan dipaparkan dari segi ayat Al-Qur'an dan hadis Nabi
             dalam surah Al-hujarat ayat 12 di bawah ini. memberikan peringatan kepada orang-orang yang beriman, supaya menjauhkan diri dari perasangka terhadap orang-orang yang beriman , dan jika mereka mendengar sebuah kalimat yang keluar dari mulut saudarannya yang mukmin, maka kalimat itu harus diberi tanggapan yang baik ,diarahkan ke pengertian yang baik dan jangan sekali-sekali timbul  salah paham , apalagi menyelewengkan nya sehingga menimbulkanfitnah dan prasangka. Umar telah berkata yang aritnya: " jangan  sekali-sekali  kamu menerima ucapan yang keluar dari mulut saudaramu , melainkan ditangkap dengan maksud dan pengertian yang baik, sedangkan kamu sendiri menemukan arah pengertian yang baik"



QS. Al-Hujurat : 12 (Jauhi Ghibah)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat: 12)


           Dalam ayat-ayat yang lalu, Allah  swt. melarang kaum muslimin dan muslimat mengolok-olokkan orang lain, mencela diri sendiri , dan memanggil orang-orang lain dengan gelar-gelar yang buruk , maka dalam ayat berikut ini Allah swt. melarang pula mereka dari berburuk sangka dan bergunjing agar terpelihara persaudaraan dan mengeratkan tali persahabatan dalam islam.
          Dalam ayat ini, Allah Swt. memberikan peringatan kepada orang-orang beriman , supaya mereka menjauhkan diri dari perasangka terhadap orang-orang yang beriman dan jika mereka mendengar sebuah kalimat yang keluar dari mulut saudaranya mukmin , maka kalimat tersebut harus diberi tanggapan yang baik dibawa ke pada pengertian yang baik , dan jngan sekali-sekali timbul salah paham, apalagi menyelewangkannya sehingga menimbulkan fitnah dan prasangka.
          Allah melarang hamba0hamba nya yang beriman berprasangka yang bukan pada tempatnya terhadap keluarganya dan terhadap orang lain , karena sebagian dari prasangka itu merupakan perbuatan yang membawa dosa dan melarang mengintai dan mencari-cari kesalahan orang lain. Allah mengumpulkan orang yang mengunjing sesama saudaranya yang mukmin, seperti orang yang memakam daging saudaranya yang sudah mati. tentu tidak seorang pun diantara kamu suka berbuat demikian , maka bertakwahlah kamu kepada Allah sesungguhnya dia maha penerima taubat lagi mha penyayang.
          Manusia acap kali merasakan kepedihan ujian hidup. saat menghadapi ujian hidup itu, hati terkadang tidak bersabar. kemudian muncullah keluhan, umpatan,rasa marah, bahkan menyalahkan Tuhan atas ujian yang dirasakan.
         Dalam batas wajar, keluhan kesal diperbolehkan dalam islam. Hal itu nerupakan bagian dari dinamika hidup. Akan tetapi , manakalah keluhan kesal itu melampaui batas hingga menyalahkan, hal itu masuk dalam larangan Allah. Allah melarang seseorang berkeluh kesah berlebihan bukanlah untuk kepentingan Allah , melainkan untuk kepentingan orang yang bersangkutan. sikap sabar akan menuntu manusia pada rasa husnuzan kepada Allah. pada gilirannya , husnuzan akan membawa manusia pada hikmah besar di balik ujian yang Allah berikan.

Ada tiga macam prasangka yang  setidaknya harus kita ketahui.

1. Berprasangka Baik kepada Allah 

  •    Berikut mengenai prasangka baik terhadap ALLAH swt. 
Dalam hadits abu hurairah r.a ia berkata Rasulullah saw bersabda: " Allah berfirman: 'aku berada pada sangkaan hamba ku, aku selalu bersamanya jika ia mengingat ku jika ia mengingat ku pada dirinya maka akumengingatnya pada diriku, jika ia menyebut ku dalam suatu kaum, maka aku menyebutnya dalam suatu kaum yang lebih baik darinya . danjika ia mendekat kepada ku suatu kaum , maka aku menyebutkan dalam suatu kaum yang lebih baik darinya, dan jika ia mendekati kepada ku satu jengkal maka aku mendekat padanya satu hasta, jika ia mendekat padaku satu hasta maka aku mendekat padanya satu depa, jika ia datang kepada ku dengan berjalan kaki ,maka aku akan datang kepadanya dengan berlari.

           Hadits di atas menjelaskan bahwa Allah selalu bersama kita ,akan tetapi semua itu tergantung kepada manusia itu sendiri , jika seorang hamba benar-benar meyakini bahwa Allah selalu bersama dia , maka sesungguhnya Allah itu benar-benar ada dan bersamanya , akan tetapi sebaiknya jikan seorang hamba tidak meyakini bahwa Allah bersamanya maka dia benar-benar ada dan besamannya, akan teapi sebaliknya jika seorang hamba tidak menyakini bahwa Allah bersama maka dia benar-benar tidak bersamanya. ini bukan berarti kekuasaan Allah dengan demikian kita dapat selau mengingat Allah, dan selalu melaksanakan kebaikan, karena sesuai dengan hadist diatas, bahawa Allah tidak akan membalas perbuatan baik hambanya dengan balasan yang sama, akan tetapi Allah akan membalsnya dengan balasan yang lebih dari itu.

2. Prasangka Baik kepada diri sendiri
        Husnuzan terhadap diri sendiri artinya percaya pada diri sendiri bahwa semua yang ada pada dirinya adalah terbaik yang telah diberikan oleh Allah kepadanya sehingga dapat memepergunakannya dengan sebaik muingkin.



3. Beprasangka Baik terhadap orang lain.

        Berikut hadist tentang anjuran prasangka buruk terhadap sesama manusia.
Nabi Saw bersabda: jauhilah prasangka, karena perasangka( Menuduh tanpa dasar ) itu adalah sedusta-dusta perkataan. jangan kalian saling mendengki, saling memata-matai dan saling memenci. namun jadilah kalian semua hamba-hamba Allah yang bersaudara(H.R. Bukhari)
        Buruk sangka di dalam agama islam disebut suuzan. kebalikannya adalah husnuzan artinya baiksangka. buruk sangka hukumnya haram, karena akan merusak keharmonisan rumah tangga, keluarga maupun keharmonisan kehidupan masyarakat.
       Allah swt. menyeru orang-orang yang beriman agar menjauhi prasangka, karena prasangka temasuk dosa dan kesombongan
       Hadist tersebut memberikan peringatan dan pelajaran kepada kita bahwa banyak terjadi persengketaan dalam bermasyarakat karena sikap buruk sangka. kadang-kadang masalah kecil bisa menjadi besar sehingga timbul rasa dengki dan dendam yang berkepanjangan. oleh sebab itu , setiap orang yang ingn mendapat rida Allah hendaklah selalu berprasangka baik (husnuzan) 
  
Share:

No comments:

Post a Comment

ADIT. Powered by Blogger.

Popular Posts

Flag Counter

Total Pageviews

contact Froms